A. Latar Belakang
Sebuah pekarjaan dapat dikategorikan sebagai profesi apabila memenuhi
sejumlah syarat, antara lain: merupkan pelayanan yang dibutuh- kan,
dilandasi oleh suatu disiplin ilmu, pemangkunya harus melalui
pendidikan dan pelatihan yang cukup, memiliki kode etik, organi- sasi,
serta budaya profesi. Di antara syarat-syarat tersebut, keberadaan
disiplin ilmu yang melandasi pekerjaan merupakan syarat yang paling
esensial. Hal ini karena tingkatan profesionalitas sebuah pekerjaan,
hakikatnya diukur dari kompleksitas keilmuan dan teori yang
mendasarinya.
Sejalan dengan perkembangan di lapangan, maka keilmuan yang menjadi
landasan suatu profesi juga dintuntut untuk terus dikembangkan.
Berbagai kegiatan ilmiah harus dilakukan untuk mengembangkan ilmu. Salah
satu instrumen atau sarana penting untuk memperoleh ilmu adalah
melalui penelitian, baik yang sifatnya menggali atau memverifikasi
teori. Hasilnya kemudian harus ditulis dan dipublikasikan, selain agar
tersebar juga dimaksudkan agar diuji oleh berbagai kalangan yang
kompeten. Bila temuan/teori yang dihasilkan memiliki kebenaran dan
signifikansi maka tentu akan diadopsi dalam khasanah keilmuan profesi
tersebut.
Salah satu cabang profesi di dalam dunia pendidikan, adalah pengawas
atau supervisor pendidikan. Sebagaimana uraian di atas, profesi ini pun
tentu harus didukung oleh keilmuan yang senantiasa berkembang. Pengawas
sebagai pemangku profesi ini berkewajiban untuk menggali, menyampaikan
dan menerapkan ilmu yang mendukung peningkatan profesionalisme mereka.
Oleh karena itu, maka kemampuan menyusun karya tulis ilmiah harus
dimiliki oleh setiap pengawas pendidikan. Tulisan ini dirancang untuk
maksud tersebut.
B.Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah. Mem-
bicarakan produk ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan
untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu penelitian. Memang temuan ilmiah dilakukan melalu penelitian, namun tidak hanya penelitian merupakan satu-satunya karya tulis ilmiah.
Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu per-
masalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamat-
an, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya
tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang
sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan
yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian,
penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu
masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari
penelitian tersebut.
Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang
berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh
komunitas keilmuan melalui suatu sistematika penulisan yang disepakati.
Dalam karya tulis ilmiah cirri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus
dapat dipertanggung jawabkan secara empiris dan objektif. Teknik
penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam membuat
pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber
pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan. Penulisan ilmiah
harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak
bisa diindentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta
hubungan apa antara subjek dan predikat kemungkinan besar merupakan
informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat
artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang
harus disampaikannya.
Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya tulis
ilmiah mengutip pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai
landasan penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk
bermacam-macam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan.
Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai definisi dalam menjelaskan
suatu konsep, atau dapat digunakan sebagai premis dalam pengambilan
kesimpulan pada suatu argumentasi.
Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal, yaitu :
1. Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut.
2. Harus
dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan
disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar, lokakarya dan
sebagainya.
3. Harus
dapat diindentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah
tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan itu dilakukan.
Sekiranya publikasi ilmiah tersebut tidak diterbitkan maka harus
disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut.
Cara kita mencantumkan ketiga hal tersebut dalam karya tulis ilmiah
disebut teknik notasi ilmiah. Terdapat bermacam-macam teknik notasi
ilmiah yang pada dasarnya mencerminkan hakikat dan unsur yang sama.
Buku ini memberikan contoh teknik notasi ilmiah yang menggunakan catatan kaki (Footnote). Catatan
kaki merupakan informasi dari pernyataan yang kita kutip. Di samping
itu catatan kaki dapat digunakan sebagai infor- masi tambahan yang tidak
langsung berkaitan dengan pernyataan dalam badan tulisan.
Kutipan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ada dua jenis yaitu
kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung merupakan
pernyataan yang kita tulis dalam karya tulis ilmiah susunan kalimat
aslinya tanpa mengalami perubahan sedikit pun. Kutipan tak langsung
merupakan kutipan pendapat atau pernyataan orang lain dengan melakukan
perubahan kalimat yang dikutip disesuaikan dengan bahasa penulis itu
sendiri.
C. Persyaratan karya Tulis Ilmiah
Karya
tulis ilmiah merupakan perwujudan kegiatan ilmiah yang dikomunikasikan
lewat bahasa tulisan. Karya tulis ilmiah adalah karangan atau karya
tulis yang menyajikan fakta dan ditulis dengan menggunakan metode
penulisan yang baku.
Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:
1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4.
Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan
gam- bar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5.
Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkan-
dung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah keba- hasaan.
6.
Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan),
eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Karya ilmiah adalah suatu karya tulis yang membahas suatu permasa-
lahan.Pembahasan dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan,
pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian.Karya
tulis ilmiah harus memiliki gagasan ilmiah bahwa dalam tulisan tersebut
harus memiliki permasalahan dan pemecahan masalah yang menggunakan
suatu alur pemikiran dalam pemecahan masalah. Alur pemikiran tersebut
tertuang dalam metode penelitian. Metode penelitian ilmiah pada
hakikatnya merupakan operasionalisasi dari metode keilmuan. Dengan kata
lain bahwa struktur berpikir yang melatarbelakangi langkah-langkah dalam
penelitian ilmiah adalah metode keilmuan.
Metode penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan pemecahan masalah memiliki pengertian sebagai berikut:
1. Penelitian adalah usaha yang sistematik dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah spesifik yang memerlukan pemecahan.
2. Cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu.
3. Cara ilmiah dilandasi oleh metode rasional dan metode empiris serta metode kesisteman.
4. Penelitian
meliputi proses pemeriksaan, penyelidikan, pengujian dan eksperimen
yang harus diilakukan secara sistematik, tekun, kritis, objektif, dan
logis.
5. Penelitian
dapat didefinisikan sebagai pemeriksaan atau penyelidikan ilmiah
sistematik, terorganisasi didasarkan data dan kritis mengenai masalah
spesifik yang dilakukan secara objektif untuk mendapatkan pemecahan
masalah atau jawaban dari masalah tersebut.Metode
penulisan karya tulis ilmiah mengacu pada metode pengungkapan fakta
yang biasanya berasal dari hasil penelitian dengan berbagai metode yang
digunakan. Karya tulis ilmiah dapat juga disebut sebagai laporan hasil
penelitian. Laporan hasil penelitian ditulis sesuai dengan tujuan
laporan tersebut dibuat atau ditujuan untuk keperluan yang dibutuhkan.
Laporan hasil penelitian dapat ditulis dalam dua macam, yaitu sebagai
dokumentasi dan sebagai publikasi. Perbedaan kedua karya tulis ilmiah ini terletak pada format penulisan. Karya tulis ilmiah sebagian besar merupakan publikasi hasil peneli- tian. Dengan
demikian format yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini ditentukan
oleh isi penelitian yang menggambarkan metode atau sistematika
penelitian. Metode penelitian secara garis besar dapat dibagi dalam
empat macam.yaitu yang disusun berdasarkan hasil penelitian kuantitatif,
hasil penelitian kualitatif, hasil kajian pustaka, dan hasil kerja
pengembangan.
Karya
tulis ilmiah yang berupa hasil penelitian ini apat dibedakan
berdasarkan sasaran yang dituju oleh penulis. Karya tulis ilmiah untuk
kepentingan masyarakat akademik berupa skripsi, tesis, dan disertasi.
Karya tulis ilmiah untuk kepentingan masyarakat akademik bersifat
teknis, berisi apa yang diteliti secara lengkap, mengapa hal itu
diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan
kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan. objektif.
Karya tulis ilmiah untuk kepentingan masyarakat umum biasanya disajikan
dalam bentuk artikel yang lebih cenderung menyajikan hasil penelitian
dan aplikasi dari hasil penelitian tersebut dalam subtansi keilmuannya.
Dari berbagai macam bentuk karya tulis ilmiah, karya tulis ilmiah memiliki persyaratan khusus. Persyaratan karya tulis ilmiah adalah:
1. Karya tulis ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
2. Karya
tulis ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur dan tidak
bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulis
ilmiah yakni mencantukan rujukan dan kutipan yang jelas.
3. Karya tulis ilmiah disusun secara sistematis setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual dan prosedural.
4. Karya
tulis ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan
alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
5. Karya tulis ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis
6. Karya
tulis ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan
memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak
boleh memanipulasi fakta, serta tidak bersifat ambisius dan
berprasangka, penyajian tidak boleh bersifat emotif.
Berdasarkan
uraian di atas, maka dalam menulis karya ilmiah memer- lukan persiapan
yang dapat dibantu dengan menyusun kerangka tulisan. Di samping itu,
karya tulis ilmiah harus menaati format yang berlaku.
C. SISTEMATIKA KARYA TULIS ILMIAH
Menulis
karya tulis ilmiah yang bersumber penelitian adalah menulis laporan
penelitian dan artikel untuk jurnal ilmiah. Oleh sebab itu, format
penulisannya menyesuaikan dengan format penelitian. Format penelitian
sangat tergantung dengan metode penelitian yang digunakan, di mana
setiap metode memiliki format tersendiri. Format dalam menulis karya
ilmiah merupakan alur-alur jalan pikiran yang terdapat dalam sebuah
penelitian yang dikaitkan dengan proses penulisan.
Dalam pembahasan ini kita tidak akan menekankan kepada aspek-aspek
penelitian seperti teknik pengambilan data, analisis data, dan teknik
analisis statistika, melainkan kepada rambu-rambu pikiran yang merupakan
tema pokok sebuah proses penelitian. Seperti kita ketahui bahwa
penelitian adalah sebuah proses pemecahan masalah, maka penulisan karya
tulis ilmaih merupakan pemaparan proses pemecahan masalah, sehingga
pembaca memperoleh jawaban dari masalah yang diteliti.Karya tulis
ilmiah hasil penelitian berfungsi mengkomunikasikan ihwal gagasan atau
hasil penelitian yang telah dilakukan, khususnya (a) gagasan: Apa yang
menjadi permasalahan, dan Bagaimana gagasan yang dikemukakan dalam
memecahkan maasalah, (b) Penelitian: apa yang diteliti, mengapa
penelitian dilakukan, dan apa yang menjadi fokusnya, apa yang menjadi
acuan konseptualnya, bagaimana desainnya, bagaimana data dikum- pulkan
dan dianalisis, temuan apa yang diperoleh, apa kesimpulan akhirnya, dan
apa rekomendasi yang dinyatakan berdasarkan temuan tersebut bagi
kepentingan praktis dan pengembanga ilmu.
Bentuk
karya tulis ilmiah ada dua macam, yaitu (a) panjang, contoh- nya
skripsi, tesis atau laporan penelitian, dan (b) atau versi pendek,
contoh- nya artikel jurnal dan makalah simposium.
A. Sistematika Laporan Penelitian
Bagian Awal
- Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah :
- Halaman sampul
- Halaman judul
- Abstrak
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Daftar Gambar
- Daftar Lampiran
Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian pustaka setiap variabel
B. ……………
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
B. Uji Prsayarat Analisis
C. Pengujian Hipotesis
D. Pembahasan hasil penelitian
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran
Bagian Akhir
• Daftar Pustaka
• Lampiran
• Riwayat Hidup Penulis
f). Sistematika Laporan Penelitian Versi Pendek:
(Makalah Seminar, Artikel Jurnal Ilmiah)
1). Pendahuluan
2). Metode
3). Temuan dan Pembahasan
4). Kesimpulan dan Rekomendasi
5). Daftar Pustaka
Berikut
ini disajikan contoh format karya tulis ilmiah laporan hasil penelitian
berserta uraian tiap-tiap bagian, sebagai berikut.
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
1. memaparkan permasalahan umum yang menjadi landasan fokus masalah yang akan diteliti
2. memaparkan faktor-faktor yang melatarbelakangi masalah tersebut muncul.:
o Faktor
yang melatarbelakangi permasalahan digambarkan dengan kenyataan yang
ada, misalnya kemampuan guru biologi dalam penggunaan metode CTL rendah.
Paparkan fakta yang mendukung, seperti hasil pengamatan kita saat
melakukan supervisi.
o Berilah
argumentasi mengapa kemampuan tersebut rendah, misalnya guru kurang
berminat untuk mencoba, sulit mengaplikasikan meteri dengan metode,
tugas-tugas tidak mendorong aktivitas siswa. Dalam memberi argumentasi
ini dilakukan analisis yang didasari suatu bukti nyata berdasarkan
pengalaman sendiri saat melakukan obeservasi guru mengajar di kelas.
o Berilah
argumentasi perkiraan pemecahan yang diharapkan dapat mengatasi
masalah, misalnya bila masalah yang dominan adalah teknik pelatihan,
maka pilihlah teknik pelatihan yang dianggap dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam mengajar biologi dengan metode CTL. Contoh, teknik
problem solving sebagai upaya peningkatan kemampuan guru menerapkan
metode CTL dalam mengajar biologi di SMA.
o Berilah
argumentasi kelebihan dari teknik Problem Solving, sehingga penelitian
diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut, atau dengan kata lain
dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan itu.
3. Mengerucutkan permasalahan menjadi lebih fokus pada variabel penelitian.
B. Identifikasi Masalah
o Masalah
yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu ada
tersedia dan cukup banyak, peneliti dapat mengidentifikasi, memilih, dan
merumuskannya.
o Dalam
mengidentifikasi peneliti melakukan pendataan semua permasalahan yang
diduga mempengaruhi variabel utama atau masalah yang ada
o Identifikasi masalah dilakukan dengan menyusun sejumlah pertanyaan yang terkait dengan fokus masalah.
C. Pembatasan Masalah
o Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jaminan bahwa masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti.
o Biasanya, dalam usaha mengidentifikasi atau menemukan masalah penelitian diketemukan lebih dari satu masalah.
o Dari
masalah-masalah yang teridentifikasi tersebut perlu dipilih salah satu,
yaitu mana yang paling menjadi masalah utama dan menjadi faktor yang
sangat mempergaruhi dan sesuai untuk diteliti.
o Pilihlah salah satu permasalahan yang sekiranya sesuai
o Jika
yang diketemukan sekiranya hanya satu masalah, masalah tersebut juga
harus dipertimbangkan kelayakan serta kesesuaiannya untuk diteliti.
D. Perumusan Masalah
o Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan.
o Perumusan masalah ini penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya.
o Perumusan masalah memperhatikan hal-hal berikut ini:
(a) masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,
(b) rumusan itu hendaknya padat dan jelas, dan
(c)
rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang kemungkinan
mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung
dalam rumusan itu.
E. Hipotesis Tindakan
o Rumuskan dugaan sementara pemecahan masalah yang disebabkan oleh solusi yang dipilih secara operasional
o Misalnya ” Teknik Problem Solving dapat meningkatkan kemampuan guru biologi dalam menerapkan metode CTL dalam pelajaran Biologi”
Bab II
Kajian Teori Dan Kerangka Berpikir
Kajian Teori Dan Kerangka Berpikir
A. Kajian Teori
o Setelah
masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari
teori-teori, konsep-konsep, generalisasi yang dapat dijadikan landasan
teoretis bagi peneliti yang akan dilakukan itu.
o Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).
o Untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal yang disebutkan di atas itu orang harus melakukan penelaahan kepustakaan.
o Telaah
pustaka dilakukan untuk memcahkan permasalahan yang terdapat pada
perumusan masalah berdasarkan teori yang ada. Pemecahan masalah secara
teoretis adalah mempergunakan teori yang relevan sebagai dasar
argumentasi dalam mengkaji permasalahan agar mendapat jawaban yang
akurat.
o Dalam
kajian teori bukan kumpulan kutipan dari teori yang relevansaja, tetapi
kajian yang membangun kerangka pemikiran pemecahan masalah sampai dapat
menggambarkan cara perolehan data berupa konstruk variabel yaitu
indikator-indkator dari variabel yang harus diamati.
B. Kerangka berpikir
o Sintesis dari analisis hasil kajian teori dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
o Memberikan gambaran pemecahan masalah dengan adanya variabel yang digunakan untuk memecahkan masalah
o Gambaran
tersebut memberikan arah pemecahan masalah melalui argumentasi, yaitu
menyusun kerangka berpikir peneliti sendiri secara sistemik dan
analitik.
Bab III
Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
A. Tujuan
Tujuan
penelitian perlu dirumuskan, karena dalam tujuan ini memberikan
gambaran pemecahan masalah yang diharapkan dalam penelitian. Oleh karena
itu, dalam merumuskan tujuan harus operasional dan rinci.
B. Lokasi
Jelaskan lokasi penelitian
C. Waktu
Jelaskan waktu pelaksanaan penelitain
D. Prosedur
1. Perencanaan
a. Masalah yang teridentifikasi/fokus masalah
bagian ini menjelaskan masalah yang teridentifikasi berdasarkan hasil
pengamatan/pretes serta analisis untuk mencari akar masalah.
b. Rencana Tindakan
bagian ini menjelaskan rencana tindakan berdasarkan akar masalah yang
telah teridentifikasi yang berupa tindakan yang dilakukan untuk
memperbaiki permasalahan, aspek apa saja yang dilakukan untuk
memperbaiki yang dirumuskan dalam siklus. Dalam rencana tindakan ini
terdapat kreteria keberhasilan dari suatu siklus. Rencana tindakan
disusun dalam bentuk skenario pembelajaran yang mana dalam strategi
pembelajaran telah mengimplementasikan solusi (tindakan) yang
direncanakan untuk memecahkan masalah.
2. Pelaksanaan
o Objek
o Kolaborator
3. Evaluasi
Bab IV
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
1.1. Siklus I
a. Perencanaan
berisi rencana untuk melaksanakan action pada siklus ini (seperti skenarion pembelajaran)
b. Pelaksanaan
menjelaskan pelaksanaan tindakan (action) secara jelas langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penelitian.
c. Hasil Pengamatan
berisi paparan yang mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, misalnya nilai hasil tes atau analisis hasil yang
diamati/dijaring melalui kuesioner. hasil pengamatan kolaborator selama
pelaksanaan action.
d. Refleksi
Pembahasan hasil dari peneliti dan kolaborator yang merupakan
kesimpulan daripelaksanaan siklus I. Bila dari hasil refleksi
menyimpulkan hasil action belum tuntas, maka dirumuskan kembali masalah
yang akan ditindalanjuti pada siklus kedua.
2. Pembahasan
Berisi pembahasan berdasarkan analisis-analisis yang ada pada setiap siklus
Bab V
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan Dan Saran
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
1 Surat Keterangan dari Kepala Sekolah
2 Skenario/RPP
3 Bukti Pengamatan dari Kolaborator
4 Instrumen/tes
5 contoh/bukti pekerjaan/jawaban siswa
B. Sistematika Makalah Seminar dari Hasil Penelitian
• Judul
– Bagian
yang mungkin satu-satunya dibaca orang lain, oleh karena itu judul
harus mampu menarik perhatian pembaca yang membacanya secara sepintas
– Judul yang tidak jelas, terlalu umum, kurang informatif, tidak memikat dan bisu akan menyebabkan tulisan diremehkan orang
– Judul yang baik memakai kata-kata tidak lebih dari 12 kata-kata
– Dalam
menyusun judul, hindari kata-kata klise, seperti: penelitian
pendahuluan, studi perbandingan, suatu penelitian tindakan kelas, dll.
– Hindari pemakaian kata kerja pada awal judul
– Jangan memakai kata singkatan atau akronim
• Baris kepemilikan
– Nama pengarang
– Nama lembaga tempat kegiatan dilakukan, lengkap dengan alamat pos
– Setiap orang yang namanya tercantum sebagai pengarang, mempunyai kewajiban moral bisa menjawab isi dari tulisan tersebut
– Dalam menulis nama, tanggalkan pangkat, gelar, dan kedudukan
• Abstrak dan Ringkasan
– Abstrak dapat menerangkan keseluruhan isi tulisan
– Abstrak disajikan ke dalam satu paragraf dengan kata-kata sekitar 500
– Komponen abstrak:
– Tabel dan grafik tidak boleh dicantumkan dalam abstrak, begitu juga dengan singkatan ataupun pengacuan pada pustaka
• Kata kunci
– Kata kunci dapat berasal dari judul, abstrak, atau isi dari tulisan
– Pilih kata-kata yang dipakai kalau mencari informasi mengenai topik tersebut
Pendahuluan
• Pendahuluan
tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak dan kata kunci.
Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga
gagasan:
• Latar belakang atau rasioanl penelitian
• masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah
• rumusan tujuan penelitian ( dan harapan tentang manfaat hasil penelitian).
• Sebagai
kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang bisa dijamin
otoritas penulisnya. Jumlah rujukan harus proporsional ( tidak terlalu
sedikit dan tidak terlalu banyak). Pembahasan kepustakaan harus
disajikan secara ringkas, padat dan lkangsung mengenai masalah yang
diteliti. Aspek yang dibahasa dan mencakup landasan teorinya, segi
historisnya, atau segi lainnya. Penyajian latar belakang atau rasional
penelitian hendaknya sedemikian rupa sehingga mengarahkan pembaca ke
rumusan masalah penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan
masalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Untuk penelitian kualitatif di
bagian ini dijelaskan juga fokus penelitian dan uraian konsep yang
berkaitan dengan fokus penelietian.
Metode
• Pada
dasarnya bagian ini menyajikan bagaimana penelitian itu dilakukan.
Uraian bisa jika dalam beberapa paragraph tanpa subbagian, atau
dipilah-pilah menjadi beberapa sub-bagian. Hanya hal-hal yang pokok saja
disajikan. Uraian rinci tentang rancangan penelitian tidak perlu
diberikan.
• Materi pokok bagian ini adalah bagaimana data dikumpulkan, siapa sumber data, dan bagaimana data dianalisis.
Hasil
• Bagian
hasiladalah bagian utama artikel ilmiah, dan oleh karena itu biasanya
merupakan bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil-hasil analisis
data; yang dilaporkan adalah hasil bersih. Proses analisis data (
seperti perhitungan statistik) tidak perlu disajikan. Proses pengujian
hipotesis pun tidak perlu disajikan, termasuk pembandingan antara
koefisien yang ditemukan dalam analisis dengan koefisien dalam tabel
statistik. Yang dilaporkan adalah hasil analisis dan hasil pengujian
hipotesis.
• Hasil
analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik. Tabel ataupun grafik
harus diberi komentar atau dibahas. Pembahasan tidak harus dilakukan
per tabel atau grafik. Tabel atau grafik digunkan untuk memperjelas
penyajian hasil secara verbal.
• Apabila
hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian bisa dilakukan dengan
memilah-milah menjadi subbagian-subbagian sesuai dengan penjabaran
masalah penelitian. Apabila bagian ini pendek, bisa digabung dengan
bagian pembahasan. Untuk penelitian kualitatif, bagian hasil memuat
bagian-bagian rinci dalam bentuk subtopic-subtopik yang berkaitan
langsung dengan fokus penelitian.
Pembahasan
• Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan pembahasan adalah
a. menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaiamana tujuan penelitian itu tercapai
b. menafsirkan temuan-temuan
c. mengintegrasi temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan.
• Dalam
menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan
hasil-hasil penelitian secara eksplisit. Penafsiran terhadap temuan
dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
• Untuk
penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat ide-ide peneliti,
keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi
temuan atau penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya.
Kesimpulan dan saran
• Kesimpulan
menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan
pembahasan. Berdasarkan uaraian pada kedua bagian itu, dikembangkan
pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut.
Kesimpulan disajikan dalam bentuk essei, bukan dalam bentuk numerical.
• Saran
disusun berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik. Saran-saran bisa
mengacu kepada tindakan praktis, atau pengembangan teoretis, dan
penelitian lanjutan. Bagian saran bisa berdiri sendiri. Bagian
kesimpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.
Daftar Rujukan
• Daftar rujukan harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam batang tubuh artikel ilmiah.
• Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh makalah.
C. Artikel Jurnal Ilmiah Hasil Penelitian
· Judul
– Bagian
yang mungkin satu-satunya dibaca orang lain, oleh karena itu judul
harus mampu menarik perhatian pembaca yang membacanya secara sepintas
– Judul yang tidak jelas, terlalu umum, kurang informatif, tidak memikat dan bisu akan menyebabkan tulisan diremehkan orang
– Judul yang baik memakai kata-kata tidak lebih dari 12 kata-kata
– Dalam
menyusun judul, hindari kata-kata klise, seperti: penelitian
pendahuluan, studi perbandingan, suatu penelitian tindakan kelas, dll.
– Hindari pemakaian kata kerja pada awal judul
– Jangan memakai kata singkatan atau akronim
• Baris kepemilikan
– Nama pengarang
– Nama lembaga tempat kegiatan dilakukan, lengkap dengan alamat pos
– Setiap orang yang namanya tercantum sebagai pengarang, mempunyai kewajiban moral bisa menjawab isi dari tulisan tersebut
– Dalam menulis nama, tanggalkan pangkat, gelar, dan kedudukan
• Abstrak dan Ringkasan
– Abstrak dapat menerangkan keseluruhan isi tulisan
– Abstrak disajikan ke dalam satu paragraf dengan kata-kata sekitar 500
– Komponen abstrak:
– Tabel dan grafik tidak boleh dicantumkan dalam abstrak, begitu juga dengan singkatan ataupun pengacuan pada pustaka
• Kata kunci
– Kata kunci dapat berasal dari judul, abstrak, atau isi dari tulisan
– Pilih kata-kata yang dipakai kalau mencari informasi mengenai topik tersebut
Pendahuluan
• Pendahuluan
tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak dan kata kunci.
Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga
gagasan:
• Latar belakang atau rasioanl penelitian
• masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah
• rumusan tujuan penelitian ( dan harapan tentang manfaat hasil penelitian).
• Sebagai
kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang bisa dijamin
otoritas penulisnya. Jumlah rujukan harus proporsional ( tidak terlalu
sedikit dan tidak terlalu banyak). Pembahasan kepustakaan harus
disajikan secara ringkas, padat dan lkangsung mengenai masalah yang
diteliti. Aspek yang dibahasa dan mencakup landasan teorinya, segi
historisnya, atau segi lainnya. Penyajian latar belakang atau rasional
penelitian hendaknya sedemikian rupa sehingga mengarahkan pembaca ke
rumusan masalah penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan
masalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Untuk penelitian kualitatif di
bagian ini dijelaskan juga fokus penelitian dan uraian konsep yang
berkaitan dengan fokus penelitian.
• Metodologi
penelitian yang digunakan dalam pemecahan masalah dipaparkan secara
naratif yang menggambarkan metode, teknik pengambilan data, dan teknik
analisis data.
Pembahasan
• Bagian
hasil adalah bagian utama artikel ilmiah. Oleh karena itu biasanya
merupakan bagian terpanjang. Pada bagian ini disajikan hasil analisis
data; Yang dilaporkan adalah hasil analisis atau hasil pengujian
hipotesis,
• Hasil
analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik. Tabel ataupun grafik
harus diberi komentar atau dibahas. Pembahasan tidak harus dilakukan
per tabel atau grafik. Tabel atau grafik digunkan untuk memperjelas
penyajian hasil secara verbal.
• Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan pembahasan adalah
a. menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaiamana tujuan penelitian itu tercapai
b. menafsirkan temuan-temuan
c. mengintegrasi temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan.
• Dalam
menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan
hasil-hasil penelitian secara eksplisit. Penafsiran terhadap temuan
dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
• Untuk
penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat ide-ide peneliti,
keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi
temuan atau penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya.
Kesimpulan dan saran
• Kesimpulan
menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan
pembahasan. Berdasarkan uaraian pada kedua bagian itu, dikembangkan
pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut.
Kesimpulan disajikan dalam bentuk essei, bukan dalam bentuk numerical.
• Saran
disusun berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik. Saran-saran bisa
mengacu kepada tindakan praktis, atau pengembangan teoretis, dan
penelitian lanjutan. Bagian saran bisa berdiri sendiri. Bagian
kesimpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.
Daftar Rujukan
• Daftar rujukan harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam batang tubuh artikel ilmiah.
• Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh makalah.