Artikel Pendidikan


Pentingnya Internet dalam Dunia Pendidikan- Mencari dan Berbagi Ilmu di Internet- Sahabat Pembaca, dewasa ini semua pengguna internet, khususnya Orang Indonesia tengah ketagihan dan banyak juga yang menjadi manja dengan internet. Nyaris semua kebutuhan tentang informasi maupun ilmu tak lepas dari internet. Apa saja yang kita anggap perlu info atau referensi dari internet maka saat itu juga mencari di internet. Kebutuhan manusia akan info dari internet sudah lama terasa menjadi kebutuhan pokok manusia sebagaimana kebutuhan pokok pendidikan. Dari kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mengakses internet dalam mencari info/ilmu ini memunculkan senjata pamungkas baru jika seseorang buntu dalam menyelesaikan tugas atau apa yang menjadi kebutuhan akan informasinya, senjata baru itu adalah "Tanya Mbah Google" dan "Cari di Internet".

Saat ini "Mbah Google" merupakan salah satu sumber ilmu dan  gurunya manusia sejagat raya ini. Kemudian yang perlu kita cermati antara lain sebagai berikut :

  • Dengan siapa mbah Google bekerja sama dalam menyediakan/mewujudkan/menciptakan/membangun/menjaga Perpustakaan Raksasa Dunia?
  • Seimbang kah antara pencari ilmu/info dengan yang berbagi?
  • Apakah kita sudah ikut ambil bagian sebagai penyumbang ilmu?
  • Bagaimana cara mengajak generasi muda agar ikut berpartisipasi dalam rangka mewujudkan Indonesia Melek ( Tidak Buta ) Internet?
1.  Kerjasama Google dengan Admin Web/Blog ( Blogger )

Sebenarnya mesin pencari bukan hanya Google karena ada yahoo, bing, dan kawan-kawan. Namun karena Google yang lebih tua maka pada artikel ini biar lebih enak saya pakai istilah Google saja. Kerjasama mbah Google dengan Blogger merupakan kekuatan yang cocok dalam membangun dan menyediakan info/ilmu. Google sebagai penyedia segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis perangkat lunak dan lain-lain, sedangkan Blogger merupakan penyaji/penyumbang ilmu. Dalam hal penyaji info terkini, kendalinya dipegang oleh web berita online yang dalam hal ini yang berperan adalah para Wartawan yang setiap hari gigih dalam menyajikan infonya lewat majalah berita onlinenya seperti majalah berita online: detik.com, kompas.com, liputan6.com, tribunnews.com, suara.com, merdeka.com, viva.co.id, kapanlagi.com, kompasiana.com, okezone.com, jpnn.com, republika.co.id, metrotvnews.co, tempo.co, dan lain sebagainya.

Dalam hal keilmuan, banyak pemilik web/blog yang disebut Admin ataupun sering disebut Blogger yang dengan penuh semangatnya menyumbangkan opini/gagasan/ilmunya dengan cara berbagi di web/blognya masing-masing. Motivasi keilmuan para Blogger mayoritas lebih tinggi daripada motivasi bisnis/ekonominya, walaupun saat ini nyaris tak ada web/blog yang tidak menampilkan iklan.

Mengapa di web/blog mayoritas ada iklan yang lewat?. Sebenarnya saya yakin Anda sudah mengetahui alasan tentang hal ini. Namun tidak ada salahnya saya sampaikan juga di halaman blog ini. Seperti  kita ketahui bersama bahwa ada berbagai jenis website/blog seperti web sekolah, web perusahaan, web instansi, web pribadi, dan lain-lain.

Untuk web resmi suatu instansi dan perusahaan tentunya mayoritas webnya tanpa iklan karena biaya operasionalnya ditanggung oleh organisasi/instansi/perusahaan tersebut. Namun untuk web personal mayoritas bekerja sama dengan dunia iklan karena demi lancarnya keberhasilan web. Di mana biaya operasional web/blog tentunya tidak sedikit. Mungkin pada awal-awal merebaknya internet masih banyak pemilik blog yang dengan semangatnya berbagi ilmu tanpa memasang iklan, akan tetapi waktu itu biaya operasional ngeblog didapatkan oleh Blogger melalui tombol "Donasi", jadi para pengguna internet pun banyak yang dengan ikhlas memberi sumbangan kepada para Blogger.

2. Seimbang kah antara jumlah pencari ilmu dengan yang berbagi ilmu ?

Sebagaimana yang telah saya singgung di atas bahwa masayarakat Indonesia sudah banyak yang manja dengan internet atau dengan mbahnya yaitu mbah Google. Mislanya, para pelajar mencari referensi untuk menyelesaikan tugasnya di internet, para Guru mencari referensi yang akan disampaikan kepada siswanya di internet, dan banyak orang yang mencari info/ilmu tentang apa pun di internet.

Ya internet memang cukup sakti, di mana banyak hal yang bisa didapatkan lewat internet. Namun apakah kita selamnya akan menjadi pencari?, tentunya tidak kan?, kalau semuanya inginnya mencari, kapan dong dunia keilmuan Indonesia akan berkembang?.

Sahabat Pembaca, jika anatara pencari dan penyaji ilmu di internet tidak seimbang maka yang terjadi adalah semakin banyaknya pembahasan yang sama antara blog satu dengan lainnya. Hal demikian bisa jadi memang dalam suatu penyajian dituntut sama karena pakemnya begitu, tapi anehnya ada juga isi artikel yang sama persis ( mungkin hasil copas/plagiat).

3. Apakah kita sudah ikut ambil bagian sebagai penyumbang ilmu di internet ?

He he, maaf pertanyaan di atas boleh dijawab dan boleh tidak. Misalkan Anda berkenan menjawab, jawab lah dalam hati saja, jika berkenan ditulis silakan tuliskan di kolom komentar. Sahabat, saya yakin Anda memiliki keahlian pada suatu disiplin ilmu tertentu, jadi sebaiknya jika Anda saat ini belum memiliki web/blog sebagai sarana menyumbangkan ilmu kepada orang lain lewat internet, sebaiknya Anda mulai ikut sebagai penyumbang ilmu. Anda tidak perlu biaya operasional yang banyak untuk berbagi ilmu karena bisa menggunakan/membuat blog gratisan dengan domain blogspot.com, wordpress.com, dan lain-lain. Silakan baca Cara Mudah Membuat Blog Gratisan.

Jika kita mau berbagi kepada orang lain tentang ilmu yang tentunya bermanfaat, saya yakin ilmu yang kita bagikan tersebut tidak akan berkurang, bahkan semakin banyak ilmu yang kita bagikan maka semakin luas dan dalam juga ilmu kita.

4. Bagaimana cara mengajak generasi muda agar ikut berpartisipasi dalam rangka mewujudkan Indonesia Melek ( Tidak Buta ) Internet?

Generasi muda merupakan Aset Bangsa yang sangat berharga. Jika generasi muda banyak yang bersemangat dan mau menyumbangkan ilmunya, dalam hal ini lewat internet maka memperkaya ilmu di  Perpustakaan Online Indonesia sehingga secara langsung maupun tak langsung akan bermanfaat dalam menumbuhkembangkan prestasi pendidikan di Indonesia. Kemudian bagaimana cara mengajaknya?, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengajak generasi muda agar aktif berbagi ilmu lewat internet yaitu dengan menulis artikel di blog ( bagi yang sudah memiliki web/blog). Cara lain sebenarnya banyak banget seperti berbagi tulisan yang sifatnya mengajak di media sosial seperti facebook, twitter, dan lain-lain.

Cara mengajak secara offline juga bisa kita lakukan. Misalnya dengan memberi sosialisasi kepada generasi muda di oragnisasi Karang Taruna, mengajak kepada siswa/mahasisa ( bagi Guru/Dosen ), dan cara lainnya.

Demikian sekilas tentang Pentingnya Internet bagi Dunia Pendidikan yang berjudul "Mencari dan Berbagi Ilmu di Internet"-Tanya Mbah Google. Semoga artikel ini bermanfaat. ( agus.3108 )

 

Schools, MOUSE Squad

Today's knowledge economy demands a new kind of learning environment. For educators - schools, community organizations, and parents - our responsibility is to shape opportunities for youth that help build the skills, ideas and attitudes to help them succeed in work and life.
MOUSE Squad is a cost-effective solution for supporting the 21st century educational and professional needs of students. Rather than relying on outside providers to troubleshoot and maintain the technology, MOUSE Squad draws upon the motivation, skills, and abilities of any school’s greatest resources – its students.
MOUSE Squad provides upper-elementary, middle, and high school students with opportunities to develop 21st century skills and apply them as they solve technical problems faced by their schools. The program, modeled on the type of help desks that have become standard in business and industry, prepares and supports participants in the creation and operation of a student-run, school based, data-driven, technical support help desk.
The core elements of the program include a comprehensive, online, standards-based curriculum that facilitates the training of student technicians in computer troubleshooting, routine technical maintenance, help desk operations, and database management.  In conjunction with MOUSE Corps, the program also provides curriculum for career readiness, including a focus on skills related to teamwork, problem solving, information literacy, communication and job etiquette.

MOUSE Squad: Students Making Technology Work

  • Creates an opportunity for students to learn about technology, while addressing the critical technical support needed in schools 
  • Facilitates the use of technology to enhance teaching and student learning 
  • Offers a compelling project-based learning experience for students that builds teamwork and leadership skills 

MOUSE Squad members become better students!

Recent research confirms that students who participate in the MOUSE Squad program:
  • Are more likely to attend school 
  • Improve academic and technology skills 
  • Enhance leadership, communication and problem solving skills 
  • Are better prepared for college and future career opportunities 

MOUSE Squad: More than just a technology “help desk”

  • Collaborative Learning: Online www.mousesquad.org community providing information, support and communication with MOUSE Squads across the country 
  • Case Tracking: Automated case tracking enabling Squads to efficiently manage technical issues and teachers to enter their own technical requests 
  • “Unplugged” Events: Exposes students to the use of technology in real world contexts, eg, Robotics, Video Game Design, Multimedia Production 
  • MOUSE Squad Kit: includes MOUSE Squad DVD and Computer Toolkit 
  • Professional Opportunities: Introduction to the professional world through Job Internships, Conference participation and college/career readiness workshops

Mendikbud: Tingkatkan Akuntabilitas dan Komunikasi Publik

10/23/2012 (All day)
Jakarta --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menekankan kepada para pejabat di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meningkatkan akuntabilitas dalam semua pengelolaan atau manajemen sesuai tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) masing-masing. Menteri Nuh mengatakan, dalam akuntabilitas setidaknya ada dua aspek. Pertama, akuntabilitas dari sisi substansi, yaitu tupoksi masing-masing. Kedua, akuntabilitas dari sisi pertanggungjawaban, terutama laporan keuangan.Hal tersebut dikatakannya saat memberikan sambutan di acara pelantikan pejabat eselon 2 di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, (22/10).
"Kita tidak ingin ada berita penyimpangan dalam pengelolaan anggaran," tegasnya. Karena itu, ia berujar, perencanaan keuangan harus berbasis kinerja, dan alokasi anggaran yang disusun harus bisa dipertanggungjawabkan.
Selain meningkatkan akuntabilitas, Menteri Nuh juga berpesan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas, serta meningkatkan komunikasi publik. "Misalnya untuk Politeknik Maritim. harus bisa mengomunikasikan ke masyarakat mengenai apa itu Politeknik Maritim di Semarang. Sehingga masyarakat bisa berbondong-bondong mendaftar," ujar mantan Menkominfo ini. Begitu juga untuk PPPPTK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan), museum, Kopertis, dan semua unit kerja, harus bisa menjalankan komunikasi publik.
"Mari selalu berikhtiar dalam memberikan layanan terbaik ke masyarakat. Masyarakat akan memberikan nilai positif jika kita memberikan layanan yang baik. Tapi masyarakat akan terbebani jika tidak mendapatkan layanan terbaik," himbau Mendikbud.
Dalam acara pelantikan tersebut, Mendikbud melantik tujuh pejabat eselon 2 di lingkungan Kemdikbud. Mereka adalah Drs. Yanto Sugianto sebagai Inspektur II Inspektorat Jenderal, Drs. Suyadi, M.Si sebagai Inspektur Investigasi Inspektorat Jenderal, Prof. Ibnu Hamad sebagai Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, Dra. Intan Mardiana N., M.Hum sebagai Kepala Museum Nasional, Prof. Dian Armanto sebagai Koordinator Kopertis Wilayah I di Medan Periode 2012-2016, Dr. Ir. Moh. Sofian Asmirza S., M.Sc sebagai Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Bangunan dan Listrik, serta Dra. Sri Tutie Rahayu, M.Si sebagai Direktur Politeknik Maritim Negeri Indonesia.
Khusus untuk Kopertis, Menteri Nuh berpesan supaya Kopertis sebagai perpanjangan tangan kementerian bisa menempatkan diri dengan bertugas sebagai wajah dari Kemdikbud. Kopertis juga diharapkan bisa memberikan motivasi kepada perguruan tinggi swasta di wilayah. "Kita tidak ingin membedakan perguruan tinggi swasta dengan perguruan tinggi negeri dalam menjalankan fungsi utama, yaitu memberikan akses seluas-luasnya, serta meningkatkan kualitas pendidikan," tuturnya. (DM)

HARI AKSARA INTERNASIONAL ( HAI )
Hari Aksara Internasional (HAI) Ke-47 Tingkat Jawa Tengah diperingati di Kota Salatiga pada tanggal 10 s.d 12 Oktober 2012, dimana kegiatan tersebut menjadi satu rangkaian dengan Expo Desa Vokasi Jawa Tengah. Peringatan HAI ke-47 dan Expo Desa Vokasi dibuka oleh Kepala dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Drs. Nur Hadi Amiyanto, M.Ed.
Expo Desa Vokasi diikuti oleh stand pameran 35 Kabupaten dan Kota Se-Jawa Tengah yang menampilkan berbagai produk-produk dari Desa Vokasi. Stand Desa Vokasi Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang telah meraih Juara II Tingkat Jawa Tengah dengan memperoleh hadiah berupa Piala, Piagam dan uang pembinaan.

WARTA JATENG/Selasa, 16 Oktober 2012/hal. 6
GURU BAHASA WAJIB LAHIRKAN TULISAN
Selain mengajar, guru dituntut untuk bisa melahirkan karya berupa tulisan. Sayangnya, sampai sekarang belum banyak guru yang produktif menulis karena mereka umumnya disibukkan dengan urusan mengajar sehingga tidak sempat berproses kreatif. Karena tidak terbiasa, mereka cenderung kesulitan menuangkan buah pikirannya dalam bentuk tulisan.
Hal itu terungkap dalam Peningkatan Kompetensi Bahasa dan Sastra bagi Guru Bahasa Indonesia SMP / SMA di Hotel Grand Tjokro, Klaten, Senin, 15 Oktober 2012. Acara yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jateng itu menghadirkan narasumber Puji Santosa dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, dan Roedyanto Noor, dosen Fakultas Ilmu Budaya ( FIB ) Undip. Pelatihan yang digelar selama dua hari, 15-16 Oktober 2012 itu diikuti guru-guru Bahasa Indonesia dan dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi bahasa dan sastra Indonesia bagi guru SMP dan SMA di Klaten.
“Guru Bahasa Indonesia harus mampu melahirkan tulisan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Klaten, Pantoro.
Di tempat terpisah, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jateng, Pardi Suratno mengatakan guru sebagai peletak dasar pendidikan harus terus meningkatkan kompetensi berbahasanya untuk keperluan penyampaian pengetahuan di sekolah. Guru akan berhasil dalam menyampaikan ilmunya kepada peserta didik jika kompetensi berbahasanya memadai.
“Kompetensi bahasa sangat dekat dengan kompetensi membaca dan menulis. Si Dengan kompetensi bahasa dan sastra tersebut, fungsi Bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam dunia pendidikan akan benar-benar tercapai,” kata Pardi. ( Ditulis ulang oleh : agus.3108 )

 Kurikulum Baru Diuji Publik Awal 2013

Jakarta, Kompas - Penyusunan kurikulum pendidikan nasional yang baru diharapkan rampung pada Februari 2013. Sebelum disahkan dan diaplikasikan, pemerintah akan melakukan uji publik terhadap rancangan kurikulum itu untuk memperoleh kritik dan masukan dari masyarakat.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Rabu (19/9), di Jakarta, mengatakan, dua tim sudah dibentuk dan sedang bekerja. ”Hasil kerja dua tim penyusun kurikulum akan diuji publik sebelum Februari 2013. Fase ini tak boleh dilupakan. Pasti akan ada perbedaan pendapat nanti,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud Suyanto menambahkan, tim pertama bertugas menyusun kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Adapun tim kedua bertugas menyusun kurikulum pendidikan tinggi.
”Anggota tim terdiri dari Kemdikbud, Badan Standar Nasional Pendidikan, dan tokoh-tokoh pendidikan. Para tokoh itu yang tahu masalah dan tantangan bangsa ke depan,” kata Suyanto.
Tim penyusun juga mengevaluasi kurikulum yang berlaku saat ini. Misalnya, soal banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari siswa, jam sekolah, hingga mencari penyebab mengapa sering terjadi tawuran siswa, rendahnya kemampuan siswa berbahasa asing, serta berbagai persoalan lain.
Sampai saat ini, tim sedang membahas penentuan kompetensi lulusan siswa di setiap jenjang pendidikan. ”Akan diperjelas juga karakter spesifik apa yang hendak dibentuk, misalnya nilai-nilai kejujuran dan kedisiplinan,” katanya.
Racikan sendiri
Agar bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi bangsa, kurikulum yang disusun pun harus sesuai dengan identitas Indonesia. Hal ini, kata Nuh, berarti kurikulum yang baru tidak akan berkiblat pada kurikulum negara tertentu. Meski begitu, tim penyusun kurikulum diminta mempelajari kurikulum negara lain, terutama anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), antara lain Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Finlandia.
”Kita tidak berkiblat pada negara mana pun, tetapi kita pelajari semuanya, termasuk negara yang gigih terhadap pendidikan karakter kebangsaan, seperti Korea dan Jepang, yang termasuk negara maju tetapi identitas dirinya sangat kuat. Intinya, tidak serta-merta yang ada di luar itu kita fotokopi. Semua kita pelajari dan ramu,” papar Nuh.
(LUK/ATO)
Diposkan oleh : agus.3108



Suara Merdeka, Saturday, October 6, 2012 (Editorial) Character Education Curriculum Vision Rewritten by: agus.3108

Accelerating the implementation of curriculum 2013/2014 by the Ministry of Education and Culture began in February 2013, apparently encouraged by the statement of Vice President Boediono on education as the key to development. Is it related to the accelerated pace of concern for education that has not produced quality human resources; opposite phenomenon brawls, drugs, and sex among students growing concern?We appreciate Curriculum 2006 Curriculum revision 2013 as more directed at character development, especially at the level of basic education. Naturally when kurikulam as devices and dynamic educational programs as needed. Education requires a balanced mix of academic and character, especially preschool and elementary school. The change that we need to take very wise, and we keep an optimal implementation.Education we stuck too deep into intellectualism charge. Is not the Constitution mandates the establishment insane intellectually smart, intelligent emosionl, personality, character virtue and religion. With dominant share of character education in elementary school, fewer subjects, emphasizing content, thematic and put teachers as inspiration; expected to push students' thinking leaps.We support educational priorities characters from the ground level, given the success of someone 80% influenced by emotional intelligence, and only 20% defined intelligence (IQ). Character education challenge today is someone dehumanization. Education should form a holistic human resource capability, both academic and professional character, love of God, resilient, creative, independent, responsible, humble, and tolerant.The challenge, turning education into a paradigm of academic mindset and character, with character education is integrated in every subject. Its implementation requires the teacher's role, how to interpret these subjects simplification, not boring, not to burden students and teachers. It takes creativity to shape the character of children through subjects of a general nature, science, and social studies as basic science.Without improving the quality of teachers, curriculum changes as good as anything else will not bring results. Moreover, with a cargo of character education vision. It's a tough challenge, considering the quality of teachers recorded only 42%. Last but no least, keep the education of political harassment. This clearly requires a strong political will. In the event of omission as it is now, the fate of Curriculum 2013 will only be the same money with the previous curricula.
Google Translate for Business:Translator ToolkitWebsite TranslatorGlobal Market Finder

Pendidikan di Indonesia

Pendidikan di Indonesia berada di bawah tanggung jawab Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan atau Kemdikbud) dan Departemen Agama (Kementerian Agama atau Kemenag). Di Indonesia, semua warga negara harus melakukan sembilan tahun pendidikan wajib belajar yang terdiri dari enam tahun di tingkat SD dan tiga di tingkat sekunder. Sekolah Islam berada di bawah tanggung jawab Departemen Agama.Pendidikan didefinisikan sebagai upaya terencana untuk membangun lingkungan belajar dan proses pendidikan sehingga siswa secara aktif dapat mengembangkan / nya potensi sendiri untuk mendapatkan tingkat religius dan spiritual, kesadaran, kepribadian, kecerdasan, perilaku dan kreativitas untuk dirinya / dirinya sendiri, lainnya warga negara dan untuk bangsa. Konstitusi juga mencatat bahwa pendidikan di Indonesia dibagi menjadi dua bagian besar, formal dan non-formal. Pendidikan formal dibagi lagi menjadi tiga tingkatan, dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.Sekolah di Indonesia dijalankan baik oleh pemerintah (Negeri) maupun sektor swasta (swasta). Beberapa sekolah swasta menyebut diri mereka sebagai "sekolah nasional plus" yang berarti bahwa mereka berniat untuk melampaui persyaratan minimum pemerintah, terutama dengan penggunaan bahasa Inggris sebagai pengantar atau memiliki kurikulum internasional berbasis bukan satu nasional.
( agus.3108 )

Guru Tersertifikasi Akan Dievaluasi

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan Nasional berencana untuk mengevaluasi kinerja guru tersertifikasi mulai 2012 mendatang. Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Syawal Gultom, Jumat (23/9/2011), di Jakarta. Ia mengungkapkan, saat ini tengah disiapkan dasar hukum dan indikator penilaian. Syawal memaparkan, ada dua sistem yang akan digunakan untuk mengevaluasi guru bersertifikat tersebut. Pertama, menggunakan sistem offline. Dengan sistem ini, penilaian dilakukan di tingkat sekolah oleh kepala sekolah dan guru senior (guru berprestasi). Kedua, menggunakan sistem online, yaitu, setiap guru diminta menjawab soal yang tercantum di dalam modul. "Jawaban tersebut nantinya akan langsung dimasukan ke dalam program NUPTK. Tidak hanya guru, tetapi juga kepala sekolah," kata Syawal. Merujuk pada data yang diperoleh dari Kemdiknas, jumlah guru di Indonesia sampai November 2010 sedikitnya mencapai 2.791.204 orang. Sementara itu, guru yang telah disertifikasi hanya sekitar 746.700 orang. Jika dirinci, jumlah seluruh guru yang telah disertifikasi adalah 623.056 guru lulusan S-1/S-2/S-3. Sementara, 840 orang guru belum S-1, berusia di atas 50 tahun dengan masa kerja di atas 20 tahun, serta guru belum S-1 golongan IVa sebanyak 113.804 orang.

Kinerja Buruk, Pembayaran Tunjangan Profesi Ditunda

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan Nasional berencana menunda pembayaran tunjangan guru tersertifikasi yang kinerjanya tidak sesuai dengan kompetensi. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemdiknas, Syawal Gultom menjelaskan, penundaan pembayaran tersebut adalah sebuah upaya untuk menjawab pertanyaan besar tentang adanya dugaan para guru yang belum bisa mengubah atau pun meningkatkan kinerjanya meski telah diberikan tunjangan profesi. "Hal tersebut hanya dapat dijawab dengan pemetaan kinerja guru. Misalnya dengan penilaian," kata Syawal, Jumat (23/9/2011), di Jakarta. Ia mengakui, saat ini tunjangan profesi yang telah diberikan memang belum mampu meningkatkan kinerja guru. Selain itu, guru yang sudah mendapatkan tunjangan profesi ini juga belum mampu mengubah situasi pembelajaran secara signifikan. Oleh karena itu, dalam waktu dekat Kemdiknas akan merancang Peraturan Menteri yang akan digunakan sebagai barometer standar kompetensi guru. "Nantinya kita akan membuat sistem untuk mengetahui berapa lama tunjangan guru tersebut akan ditunda. Tentunya hanya guru yang tidak mencapai indeks tertentu," ujarnya. Ia menjelaskan, ada empat indikator yang akan dievaluasi. Empat indikator itu adalah kepribadian, pedagogik (pemahaman ilmu yang diajarkan), sosial, dan profesionalisme setiap guru. Ke depannya, meski batas minimal akan dibedakan, tetapi kriteria penilaian akan disamakan secara nasional. "Penilaian akan didampingi oleh 332.000 asesor yang anggotanya terdiri dari anggota LPMP, pengawas sekolah, kepala sekolah, guru berprestasi, dan asosiasi profesi," kata Syawal. Ia juga menegaskan, semua guru harus siap dievaluasi dan ancaman penundaan pembayaran tunjangan tersebut. Menurutnya, sosialisasi mengenai hal ini sudah dilakukan sejak diterbitkannya Permenag PAN dan RB no 16/2009 tentang Penilaian Kinerja Guru. �Bahkan di Kalimantan sudah ada pelatihan. Kami tengah menyiapkan modul agar kompetensi mereka dapat mencapai indek nilai yang disyaratkan," ujarnya.
 
Bantuan   |  Download   |  B
Copyrights © P4TK - TK PLB - Bandung - 2011 

No comments:

Post a Comment

Thank's for yours comment !